Di tengah rencana besar pembangunan kawasan industri di Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, keberadaan hutan diklat seluas 146 hektare jadi perhatian. Hutan ini disebut mampu menyerap hampir setengah emisi karbon di wilayah tersebut.
Kepala Balai Pengembangan dan Pemberdayaan SDM (P2SDM) Wilayah IV Kadipaten, Imam Santoso, menyebut kawasan hutan ini punya kontribusi besar terhadap kualitas lingkungan.
“Kalau kita hitung, hutan diklat ini luasnya cuma 7 persen dari total luas Kadipaten. Tapi kemampuannya menyerap emisi karbon mencapai 44,6 persen,” kata Imam kepada Inet99.id, Sabtu (19/7/2025).
Menurut Iman, data ini bukan cuma angka, tapi jadi alarm keras untuk semua pihak agar menjaga dan melindungi keberadaan hutan yang kini terancam pembangunan industri.
“Pemanasan global itu pasti terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah menahan laju dampaknya. Dan hutan ini perannya sangat penting. Jauh lebih efektif dari sawah atau kebun dalam menyerap karbon,” jelasnya.
Bukan cuma soal emisi, Imam juga menyoroti fungsi hutan sebagai pelindung alami dari bencana. Ia mencontohkan peristiwa angin puting beliung yang melanda wilayah Gandasari belum lama ini.
“Anginnya kencang banget. Tapi karena ada hutan di sana, yang tumbang cuma pohon-pohon. Kalau enggak ada hutan, mungkin rumah warga yang habis,” ucap Iman.
Iman berharap keberadaan hutan diklat di Kadipaten bisa dipertahankan. Di tengah ancaman ekspansi industri, kawasan hijau seperti ini dinilai krusial untuk keseimbangan lingkungan hidup.